Friday, October 25, 2013

Misteri Umur 40 tahun menurut Al-Quran




Dalam salah satu artikel pernah membincangkan tentang pertumbuhan otak yang terus berkembang sehingga pada umur 40-an. Kemudian terhenti ketika mencapai usia ini. Dan hari ini para pengkaji telah mengenal pasti perkara tersebut bahawa pertumbuhan otak akan mengalami penurunan setelah mencapai umur tertentu. Terdapat kajian baru yang diterbitkan dari "Jurnal perubatan Britain" yang melaporkan bahawa faktor usia sangat mempengaruhi perubahan kognitif seseorang. Terdapat kes-kes tertentu mengakibatkan timbulnya penyakit Alois Alzheimer atau penyakit lain dari jenis dimensia dan kadang kala bermula pada awal usia, pada pertengahan umur atau hujung 40-an.

Penyelidik mengatakan bahawa penurunan itu sangat minimum sehingga kemungkinkan kecil untuk dikesan dalam kehidupan seharian. Hal ini telah dilaporkan dalam satu penyelidikan perubatan yang melibatkan peserta setiap tiga atau empat tahun. Dari hasil penyelidikan ini sangat penting kerana membuktikan ubat tersebut berkesan sebagai penawar jika digunakan ketika muncul gejala-gejala penurunan prestasi kongnitif.


Kajian sebelum ini telah membuat kesimpulan bahawa penurunan prestasi kongnitif pada manusia terjadi sebelum usia enam puluh tahun. Akan tetapi hasil penyelidikan terkini menujukkan bahawa faktor tersebut boleh berlaku pada pertengahan usia.

Oleh itu ketika seseorang berumur 40 tahun, maka pertumbuhan otaknya telah terhenti dan selepas umur ini sel-sel otak mula rosak. Tetapi tanpa penelitian dan kajian yang terperinci serata dilengkapi dengan peralatan yang canggih adalah sangat kecil kemungkinan untuk menyedari hal tersebut.

Maha suci Allah! Bukankah Al-Quran telah memberitahu perkara ini sebelum 1400 tahun lalu, bahawa manusia ketika mencapai tahap prestasi otaknya pada usia 40 tahun akan mengalami penurunan selepas itu. 

Allah swt berfirman:

"... Sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo'a:" Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan ... "(Surah Al-Ahqaaf: 15)

Diterjemah dari sumber islampos.com


"Jika engkau telah berusia empat puluh tahun, maka segeralah untuk memperbanyak amal shaleh siang maupun malam. Sebab, waktu pertemuanmu dengan ALLAH 'Azza wa Jalla semakin dekat. Ibadah yang kau kerjakan saat ini tidak mampu menyamai ibadah seorang pemuda yang tidak menyia-nyiakan masa mudanya. Bukankah selama ini kau sia-siakan masa muda dan kekuatanmu. Andaikata saat ini kau ingin beramal sekuat-kuatnya, tenagamu sudah tidak mendukung lagi.

Oleh kerana itu beramallah sesuai kekuatanmu. Perbaikilah masa lalumu dengan banyak berdzikir, sebab tidak ada amal yang lebih mudah dari dzikir. Dzikir dapat kamu lakukan ketika berdiri, duduk, berbaring maupun sakit. Dzikir adalah ibadah yang paling mudah.

Rasulullah saw bersabda :
وليكن لسانك رطبا بذكر اللّه

"Dan hendaklah lisanmu basah dengan berdzikir kepada ALLAH SWT "
Bacalah secara berkesinambungan doa' dan dzikir apapun yang mudah bagimu. Pada hakikatnya engkau dapat berdzikir kepada ALLAH SWT adalah kerana kebaikan-Nya. Ia akan mengaruniamu…..

( Ibnu 'Atha illah As-Saqandari )

20 Cara Menguatkan Iman

1. Perbanyaklah menyimak ayat-ayat Al-Quran

Al-Qur'an diturunkan Allah sebagai cahaya dan petunjuk, juga sebagai ubat bagi hati manusia. "Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an sesuatu yang menjadi ubat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Al-Isra ': 82).

Kata Ibnu Qayyim, yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim untuk menyembuhkan hatinya melalui Al-Quran, "Caranya ada dua macam: pertama, engkau harus mengalihkan hatimu dari dunia, lalu engkau harus menempatkannya di akhirat. Kedua, sesudah itu engkau harus menghadapkan semua hatimu kepada pengertian-pengertian Al-Qur'an, memikirkan dan memahami apa yang dimaksudkan dan mengapa ia diturunkan. Engkau harus mengamati semua ayat-ayat-Nya. Jika suatu ayat diturunkan untuk mengobati hati, maka dengan izin Allah hati itu pun akan sembuh. "

2. Rasakan keagungan Allah seperti yang digambarkan Al-Quran dan Sunnah

Al-Quran dan Sunnah banyak sekali mengungkap keagungan Allah swt. Seorang muslim yang ketika dihadapkan dengan keagungan Allah, hatinya akan bergetar dan jiwanya akan tunduk. Kekhusukan akan hadir mengisi relung-relung hatinya.

Resapi betapa agungnya Allah yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui, yang memiliki nama-nama yang baik (asma'ul husna). Dialah Al-'Azhim, Al-Muhaimin, Al-Jabbar, Al-Mutakabbir, Al-Qawiyyu, Al-Qahhar, Al-Kabiir, Al-Muth'ali. Dia yang menciptakan segala sesuatu dan hanya kepada-Nya lah kita kembali.

Jangan sampai kita termasuk orang yang disebut ayat ini, "Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi dan seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya." (Az-Zumar: 67)


3. Carilah ilmu syar'i

Sebab, Al-Qur'an berkata, "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya ialah orang-orang yang berilmu." (Fathir: 28). Karenanya, dalamilah ilmu-ilmu yang mengantarkan kita pada rasa takut kepada Allah.

Allah berfirman, "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (Az-Zumar: 9). Orang yang tahu tentang hakikat penciptaan manusia, tahu tentang syariat yang diturunkan oleh Allah sebagai tata cara hidup manusia, dan tahu ke mana tujuan akhir hidup manusia, tentu akan lebih khusyuk hatinya dalam ibadah dan kuat imannya dalam aneka gelombang ujian ketimbang orang yang jahil.

Orang yang tahu tentang apa yang halal dan haram, tentu lebih bisa menjaga diri daripada orang yang tidak tahu. Orang yang tahu bagaiman dahsyatnya siksa neraka, tentu akan lebih khusyuk. Orang yang tidak tahu bagaimana nikmatnya syurga, tentu tidak akan pernah punya rasa rindu untuk meraihnya.



4. Mengikutlah halaqah zikir

Suatu hari Abu Bakar melawat Hanzhalah. "Bagaimana keadaanmu, wahai Hanzhalah?" Hanzhalah menjawab, "Hanzhalah telah berbuat munafik." Abu Bakar bertanya apa sebabnya. Kata Hanzhalah, "Jika kami berada di sisi Rasulullah saw., Beliau mengingatkan kami tentang neraka dan syurga yang seakan-akan kami bisa melihat dengan mata kepala sendiri. Lalu setelah kami pergi dari sisi Rasulullah saw. kami pun disibukkan oleh urusan isteri, anak-anak, dankehidupan, lalu kami pun banyak lupa. "

Lantas kedua-duanya mengadukan hal itu kepada Rasulullah saw. Kata Rasulullah, "Demi jiwaku yang ada di dalam genggaman-Nya, andaikata kamu sekalian tetap seperti keadaanmu di sisiku dan di dalam zikir, tentu para malaikat akan menyalami kamu di atas kasurmu dan tatkala kamu dalam perjalanan. Tetapi, wahai Hanzhalah, sa'atah, sa'atan, sa'atan. "(Shahih Muslim no. 2750)

Begitulah majlis zikir. Bisa menambah berat iman kita. Makanya para sahabat sangat bersemangat mengadakan pertemuan halaqah dzikir. "Duduklah besama kami untuk mengimani hari kiamat," begitu ajak Muadz bin Jabal. Di halaqah itu, kita boleh melaksanakan hal-hal yang diwajibkan Allah kepada kita, membaca Al-Quran, membaca hadis, atau mengkaji ilmu pengetahuan lainnya.



5. Perbanyaklah amal soleh

Suatu ketika Rasulullah saw. bertanya, "Siapa di antara kamu yang berpuasa pada hari ini?" Abu Bakar menjawab, "Saya." Lalu Rasulullah saw. bertanya lagi, "Siapa di antara kamu yang hari ini menjenguk orang sakit?" Abu Bakar menjawab, "Saya." Lalu Rasulullah saw. bersabda, "Tidaklah amal-amal itu menyatu dalam diri seseorang malainkan dia akan masuk syurga." (Muslim)

Begitulah seorang mukmin yang Shaddiq (sejati), begitu bersemangat menggunakan setiap kesempatan untuk memperbanyak amal soleh. Mereka berlumba-lumba untuk mendapatkan syurga. "Berlumba-lumbalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabb-mu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi." (Al-Hadid: 21)

Begitulah mereka. Sehingga keadaan mereka seperti yang digambarkan Allah swt., "Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam, dan pada akhir-akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah). Dan, pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian. "(Adz-Dzariyat: 17-19)

Banyak beramal soleh, akan menguatkan iman kita. Jika kita berterusan dengan amal-amal soleh, Allah akan mencintai kita. Dalam sebuah hadis qudsy, Rasulullah saw. menerangkan bahawa Allah berfirman, "Hamba-Ku sentiasa bertaqarrub kepada-Ku dengan mengerjakan nafilah sehingga Aku mencintainya." (Shahih Bukhari no. 6137)



6. Lakukan berbagai macam ibadah

Ibadah mempunyai banyak ragamnya. Ada ibadah fizikal seperti puasa, ibadah bahan seperti zakat, ibadah lisan seperti doa dan zikir. Ada juga ibadah yang yang menggabungkan semuanya seperti haji. Semua ragam ibadah itu sangat bermanfaat untuk menyembuhkan lemah iman kita.

Puasa membuat kita khusyu 'dan mempertebal rasa muraqabatullah (merasa diawasi Allah). Solat rawatib dapat menyempurnakan amal-amal wajib kita kurang sempurna kualitinya. Berinfak mengikis sifat bakhil dan penyakit hubbud-dunya. Tahajjud menambah kekuatan.

Banyak melakukan berbagai macam ibadah bukan hanya membuat baju iman kita makin baru dan cemerlang, tapi juga menyediakan bagi kita begitu banyak pintu untuk masuk syurga. Rasulullah saw. bersabda, "Sesiapa yang menafkahi dua istri di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu syurga: 'Wahai hamba Allah, ini adalah baik.' Lalu sesiapa yang menjadi orang yang banyak mendirikan solat, maka dia dipanggil dari pintu solat. Barangsiapa menjadi orang yang banyak berjihad, maka dia dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa menjadi orang yang banyak melakukan puasa, maka dia dipanggil dari pintu ar-rayyan. Barangsiapa menjadi orang yang banyak mengeluarkan sedekah, maka dia dipanggil dari pintu sedekah. "(Bukhari no. 1798)



7. Hadirkan perasaan takut mati dalam keadaan su'ul khatimah

Rasa takut su'ul khatimah akan mendorong kita untuk taat dan senantiasa menjaga iman kita. Penyebab su'ul khatimah adalah lemahnya iman menenggelamkan diri kita ke dalam jurang kedurhakaan. Sehingga, ketika nyawa kita dicabut oleh malaikat Izrail, lidah kita tidak mampu mengucapkan kalimat laa ilaha illallah di hembusan nafas terakhir.



8. Banyak-banyaklah ingat mati

Rasulullah saw. bersabda, "Dulu aku melarangmu menziarahi kubur, ketahuilah sekarang ziarahilah kubur kerana hal itu boleh melunakan hati, membuat mata menangism mengingatkan hari akhirat, dan janganlah kamu mengucapkan kata-kata yang kotor." (Shahihul Jami 'no. 4584)

Rasulullah saw. juga bersabda, "Banyak-banyaklah mengingati penebas kelazatan-kelazatan, iaitu kematian." (Tirmidzi no. 230)

Mengingat-ingat mati boleh mendorong kita untuk mengelakkan diri dari berbuat durhaka kepada Allah dan dapat melunakkan hati kita yang keras. Kerana itu Rasulullah menganjurkan kepada kita, "Kunjungilah orang sakit dan iringilah jenazah, niscaya akan mengingatkanmu terhadap hari akhirat." (Shahihul Jami 'no. 4109)

Melihat orang sakit yang sedang sakaratul maut sangat memberi bekas. Saat berziarah kubur, bayangkan kondisi keadaan orang yang sudah mati. Tubuhnya rosak membusuk. Ulat memakan daging, isi perut, lidah, dan wajah. Tulang-tulang hancur.

Bayangan seperti itu jika membekas di dalam hati, akan membuat kita menyegerakan taubat, membuat hati kita puas dengan apa yang kita miliki, dan tambah rajin beribadah.



9. Mengingat-ingat dahsyatnya keadaan di hari akhirat

Ada beberapa surat yang menceritakan kedahsyatan hari kiamat. Misalnya, surah Qaf, Al-Waqi'ah, Al-Qiyamah, Al-Mursalat, An-Naba, Al-Muththaffifin, dan At-Takwir. Begitu juga hadis-hadis Rasulullah saw.

Dengan membacanya, mata hati kita akan terbuka. Seakan-akan kita menyaksikan semua itu dan hadir di pemandangan yang dahsyat itu. Semua pengetahuan kita tentang kejadian hari kiamat, hari kebangkitan, berkumpul di mahsyar, tentang syafa'at Rasulullah saw., Hisab, pahala, qisas, timbangan, jembatan, tempat tinggal yang kekal di syurga atau neraka; semua itu menambah tebal iman kita.



10. Berinteraksi dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan fenomena alam

Aisyah pernah berkata, "Wahai Rasulullah, aku melihat orang-orang jika mereka melihat awan, maka mereka gembira kerana berharap turun hujan. Namun aku melihat engkau jika engkau melihat awan, aku tahu ketidaksukaan di wajahmu. "Rasulullah saw. menjawab, "Wahai Aisyah, aku tidak merasa aman jika di situ ada azab. Sebab ada suatu kaum yang pernah diazab kerana angin, dan ada suatu kaum yang melihat azab sambil berkata, 'Ini adalah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami'. "(Muslim no. 899)

Begitulah Rasulullah saw. berinteraksi dengan fenomena alam. Bahkan, jika melihat gerhana, terlihat raut takut di wajah beliau. Kata Abu Musa, "Matahari pernah gerhana, lalu Rasulullah saw. berdiri dalam keadaan ketakutan. Beliau takut kerana gerhana itu merupakan tanda kiamat. "



11. Berdzikirlah yang banyak

Melalaikan dzikirulah adalah kematian hati. Tubuh kita adalah kubur sebelum kita terbujur di kubur. Ruh kita terpenjara. Tidak boleh kembali. Kerana itu, orang yang ingin mengubati imannya yang lemah, harus memperbanyak dzikirullah. "Dan ingatlah Rabb-mu jika kamu lupa." (Al-Kahfi: 24) "Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah lha hati menjadi tenteram." (Ar-Rad: 28)

Ibnu Qayim berkata, "Di dalam hati terdapat kekerasan yang tidak boleh mencair kecuali dengan dzikrullah. Maka seseorang harus mengobati kekerasan hatinya dengan dzikrullah. "



12. Perbanyaklah munajat kepada Allah dan pasrah kepada-Nya

Seseorang selagi banyak pasrah dan tunduk, niscaya akan lebih dekat dengan Allah. Sabda Rasulullah saw., "Saat seseorang paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa." (Muslim no. 428)

Seseorang selagi mau bermunajat kepada Allah dengan ucapan yang mencerminkan ketundukan dan kepasrahan, tentu imannya semakin kuat di hatinya. Semakin menampakkan kehinaan dan kerendahan diri kepada Allah, semakin kuat iman kita. Semakin banyak berharap dan meminta kepada Allah, semakin kuat iman kita kepada Allah swt.



13. Tinggalkan angan-angan yang muluk-muluk

Ini penting untuk meningkatkan iman. Sebab, hakikat dunia hanya sesaat saja. Banyak berangan-angan hanyalah memenjara diri dan memupuk perasaan hubbud-dunya. Padahal, hidup di dunia hanyalah sesaat saja.

Allah swt. berfirman, "Maka bagaimana pendapatmu jika Kami berikan kepada mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun, kemudian datang kepada mereka azab yang telah dijanjikan kepada mereka, nescaya tidak berguna bagi mereka apa yang mereka selalu menikmatinya." (Asy-Syu'ara: 205-207 )

"Seakan-akan mereka tidak pernah diam (di dunia) hanya sesaat saja pada siang hari." (Yunus: 45)



14. Memikirkan kehinaan dunia

Hati seseorang bergantung kepada kandungan kepalanya. Apa yang difikirkannya, itulah orientasi hidupnya. Jika di benaknya dunia adalah segala-galanya, maka hidupnya akan diarahkan untuk memperolehnya. Cinta dunia sebangun dengan takut mati. Dan kata Allah swt., "Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya." (Ali Imran)

Kerana itu fikirkanlah bawa dunia itu hina. Kata Rasulullah saw., "Sesungguhnya makanan anak keturunan Adam itu boleh dijadikan perumpamaan bagi dunia. Maka lihatlah apa yang keluar dari diri anak keturunan Adam, dan sesungguhnya rempah-rempah serta lemaknya sudah bisa diketahui akan menjadi apakah ia. "(Thabrani)

Dengan memikirkan bahawa dunia hanya seperti itu, fikiran kita akan mencari orientasi ke hal yang lebih tinggi: surga dan segala kenikmatan yang ada di dalamnya.



15. Mengagungkan hal-hal yang terhormat di sisi Allah

"Sesiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu dari ketakwaan hati." (Al-Hajj: 32)

"Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah, maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhan-nya." (Al-Hajj: 30)

Hurumatullah adalah hak-hak Allah yang ada di diri manusia, tempat, atau waktu tertentu. Yang termasuk hurumatullah, misalnya, lelaki pilihan Muhammad bin Abdullah, Rasulullah saw.; Tempat-tempat suci (Masjid Haram, Masjid Nabawi, Al-Aqha), dan masa-masa yang tertentu seperti bulan-bulan haram.

Yang juga termasuk hurumatullah adalah tidak menyepelekan dosa-dosa kecil. Sebab, banyak manusia binasa karena mereka menganggap ringan dosa-dosa kecil. Kata Rasulullah saw., "Jauhilah dosa-dosa kecil, kerana dosa-dosa kecil itu boleh berhimpun pada diri seseornag hingga ia boleh membinasakan dirinya."



16. Menguatkan sikap al-wala 'wal-bara'

Al-wala 'adalah saling tolong menolong dan pemberian loyalitas kepada sesama muslim. Sedangkan wal-bara adalah berlepas diri dan rasa memusuhi kekafiran. Jika terbalik, kita benci kepada muslim dan amat bergantung pada musuh-musuh Allah, tentu keadaan ini petanda iman kita sangat lemah.

Memurnikan kesetiaan hanya kepada Alah, Rasul, dan orang-orang yang beriman adalah perkara yang boleh menghidupkan iman di dalam hati kita.



17. Bersikap tawadhu

Rasulullah saw. bersabda, "Merendahkan diri termasuk bagian dari iman." (Ibnu Majah no. 4118)

Rasulullah juga berkata, "Barangsiapa menanggalkan pakaian karena merendahkan diri kepada Allah padahal dia mampu mengenakannya, maka Allah akan memanggilnya pada hati kiamat bersama para pemimpin makhluk, sehingga dia diberi kebebasan memilih di antara pakaian-pakaian iman mana yang dikehendaki untuk dikenakannya." (Tirmidzi no. 2481)

Maka tak hairan jika baju yang dikenakan Abdurrahman bin Auf-sahabat yang kaya-tidak berbeza dengan yang dikenakan para budak yang dimilikinya.



18. Perbanyak amalan hati

Hati akan hidup jika ada rasa mencintai Allah, takut kepada-Nya, berharap bertemu dengan-Nya, berbaik sangka dan redha dengan semua takdir yang ditetapkan-Nya. Hati juga akan penuh dengan iman jika diisi dengan perasaan syukur dan taubat kepada-Nya. Amalan-amalan hati seperti itu akan menghadirkan rasa khusyuk, zuhud, wara ', dan mawas diri. Inilah halawatul iman (manisnya iman)



19. Sering menghisab diri

Allah berfirman, "Wahai orang-ornag yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)." (Al-Hasyr: 18)

Umar bin Khattab r.a. berwasiat, "Hisablah dirimu sekalian sebelum kamu dihisab." Selagi waktu kita masih longgar, hitung-hitunglah bekal kita untuk hari akhirat. Apakah sudah cukup untuk mendapat keampunan dan syurga dari Allah swt.? Sungguh ini cara yang berkesan untuk memperbaharui iman yang ada di dalam diri kita.



20. Berdoa kepada Allah agar diberi ketetapan iman

Perbanyaklah doa. Sebab, doa adalah kekuatan yang luar biasa yang dimiliki seorang hamba. Rasulullah saw. berwasiat, "Iman itu dijadikan di dalam diri salah seorang di antara kamu bagaikan pakaian yang dijadikan, maka memohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman di dalam hati."

Ya Allah, perbaharuilah iman yang ada di dalam dada kami. Tetapkanlah hati kami dalam taat kepadamu. Tidak ada daya dan upaya kami kecuali dengan pertolonganMu.

Malaikat maut tertawa dan menangis ketika mencabut nyawa

Allah swt. bertanya kepada malaikat maut: "Apakah kamu pernah menangis ketika kamu mencabut nyawa anak cucu Adam?"

Maka Malaikat pun menjawab: "Aku pernah tertawa, pernah juga menangis, dan pernah juga terkejut dan kaget."

"Apa yang membuatmu tertawa?"

"Ketika aku bersiap-siap untuk mencabut nyawa seseorang, aku melihatnya berkata kepada pembuat kasut, 'Buatlah kasut sebaik mungkin supaya boleh dipakai selama setahun',".

"Aku tertawa kerana belum sempat orang tersebut memakai kasut dia sudah kucabut nyawanya."


Allah swt. lalu bertanya: "Apa yang membuatmu menangis?"

Maka malaikat menjawab: "Aku menangis ketika hendak mencabut nyawa seorang wanita hamil di tengah padang pasir yang tandus, dan hendak melahirkan. Maka aku menunggunya sampai bayinya lahir di padang pasir tersebut. Lantas kucabut nyawa wanita itu sambil menangis kerana mendengar tangisan bayi tersebut kerana tidak ada seorang pun yang mengetahui hal itu. "

"Lalu apa yang membuatmu terkejut dan kaget?"

Malaikat menjawab: "Aku terkejut dan kaget ketika hendak mencabut nyawa salah seorang ulama Engkau. Aku melihat cahaya terang benderang keluar dari kamarnya, setiap kali Aku mendekatinya cahaya itu semakin menyilaukanku seolah ingin mengusirku, lalu kucabut nyawanya disertai cahaya tersebut. "

Allah swt bertanya lagi: "Apakah kamu tahu siapa lelaki itu?

"Tidak tahu, ya Allah."

"Sesungguhnya lelaki itu adalah bayi dari ibu yang kaucabut nyawanya di padang pasir gersang itu, Akulah yang menjaganya dan tidak membiarkannya." 

*Sumber dari islampos.com [Dedih mulyadi / islampos / kitab Tadzkirah karangan imam Qurthubi]


Iblis dan Syaitan akan sentiasa mengganggu manusia, bermula dengan memperdayakan manusia dari terjadinya dengan setitik mani hinggalah ke akhir hayat mereka, dan yang paling dahsyat ialah sewaktu akhir hayat iaitu ketika sakaratul maut.

Syaitan mengganggu manusia sewaktu sakaratul maut disusun menjadi 7 golongan dan rombongan.Hadith Rasulullah s.a.w.. menerangkan:Yang bermaksud: “Ya Allah aku berlindung dengan Engkau daripada perdayaan Syaitan di waktu maut.”

Rombongan 1
Akan datang Syaitan dengan banyaknya dengan berbagai rupa yang pelik dan aneh seperti emas, perak dan lain-lain, serta sebagai makanan dan minuman yang lazat-lazat.

Maka disebabkan orang yang di dalam sakaratul maut itu di masa hidupnya sangat tamak dan loba kepada barang-barang tersebut, maka diraba dan disentuhnya barangan Syaitan itu, di waktu itu nyawanya putus dari tubuh. Inilah yang dikatakan mati yang lalai dan lupa kepada Allah s.w.t. inilah jenis mati fasik dan munafik, ke nerakalah tempatnya.

Rombongan 2
Akan datang Syaitan kepada orang yang didalam sakaratul maut itu merupakan diri sebagai rupa binatang yang di takuti seperti, Harimau, Singa, Ular dan Kala yang berbisa. Maka Apabila yang sedang didalam sakaratul maut itu memandangnya saja kepada binatang itu, maka dia pun meraung dan melompat sekuat hati.

Maka seketika itu juga akan putuslah nyawa itu dari badannya, maka matinya itu disebut sebagai mati lalai dan mati dalam keadaan lupa kepada Allah s.w.t., matinya itu sebagai Fasik dan Munafik dan ke nerakalah tempatnya.

Rombongan 3
Akan datang Syaitan mengacau dan memperdayakan orang yang di dalam sakaratul maut itu dengan merupakan dirinya kepada binatang yang menjadi minat kepada orang yang hendak mati itu, kalau orang yang hendak mati itu berminat kepada burung, maka dirupai dengan burung, dan jika dia minat dengan Kuda lumba untuk berjudi, maka dirupakan dengan Kuda lumba (judi).

Jika dia minat dengan dengan ayam sabung, maka dirupakan dengan ayam sabung yang cantik. Apabila tangan orang yang hendak mati itu meraba-raba kepada binatang kesayangan itu dan waktu tengah meraba-raba itu dia pun mati, maka matinya itu di dalam golongan yang lalai dan lupa kepada Allah s.w.t.. Matinya itu mati Fasik dan Munafik, maka nerakalah tempatnya.

Rombongan 4
Akan datang Syaitan merupakan dirinya sebagai rupa yang paling dibenci oleh orang yang akan mati, seperti musuhnya ketika hidupnya dahulu maka orang yang di dalam sakaratul maut itu akan menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu kepada musuh yang dibencinya itu. Maka sewaktu itulah maut pun datang dan matilah ia sebagai mati Fasik dan Munafik, dan nerakalah tempatnya

Rombongan 5
Akan datang Syaitan merupakan dirinya dengan rupa sanak-saudara yang hendak mati itu, seperi ayah ibunya dengan membawa makanan dan minuman, sedangkan orang yang di dalam sakaratul maut itu sangat mengharapkan minuman dan makanan lalu dia pun menghulurkan tangannya untuk mengambil makanan dan minuman yang dibawa oleh si ayah dan si ibu yang dirupai oleh Syaitan,

berkata dengan rayu-merayu “Wahai anakku inilah sahaja makanan dan bekalan yang kami bawakan untukmu dan berjanjilah bahawa engkau akan menurut kami dan menyembah Tuhan yang kami sembah, supaya kita tidak lagi bercerai dan marilah bersama kami masuk ke dalam syurga.”

Maka dia pun sudi mengikut pelawaan itu dengan tanpa berfikir lagi, ketika itu waktu matinya pun sampai maka matilah dia di dalam keadaan kafir, kekal ia di dalam neraka dan terhapuslah semua amal kebajikan semasa hidupnya.

Rombongan 6
Akan datanglah Syaitan merupakan dirinya sebagai ulamak-ulamak yang membawa banyak kitab-kitab, lalu berkata ia: “Wahai muridku, lamalah sudah kami menunggu akan dikau, berbagai ceruk telah kami pergi, rupanya kamu sedang sakit di sini, oleh itu kami bawakan kepada kamu doktor dan bomoh bersama dengan ubat untukmu.” Lalu diminumnya ubat, itu maka hilanglah rasa penyakit itu, kemudian penyakit itu datang kembali.

Lalu datanglah pula Syaitan yang menyerupai ulamak dengan berkata: “Kali ini kami datang kepadamu untuk memberi nasihat agar kamu mati didalam keadaan baik, tahukah kamu bagaimana hakikat Allah?”

Berkata orang yang sedang dalam sakaratul maut: “Aku tidak tahu.”

Berkata ulamak Syaitan: “Ketahuilah, aku ini adalah seorang ulamak yang tinggi dan hebat, baru sahaja kembali dari alam ghaib dan telah mendapat syurga yang tinggi. Cubalah kamu lihat syurga yang telah disediakan untukmu, kalau kamu hendak mengetahui Zat Allah s.w.t. hendaklah kamu patuh kepada kami.”

Ketika itu orang yang dalam sakaratul maut itu pun memandang ke kanan dan ke kiri, dan dilihatnya sanak-saudaranya semuanya berada di dalam kesenangan syurga, (syurga palsu yang dibentangkan oleh Syaitan bagi tujuan mengacau orang yang sedang dalam sakaratul maut). Kemudian orang yang sedang dalam sakaratul maut itu bertanya kepada ulamak palsu:

“Bagaimanakah Zat Allah?” Syaitan merasa gembira apabila jeratnya mengena .

Lalu berkata ulamak palsu: “Tunggu, sebentar lagi dinding dan tirai akan dibuka kepadamu. “

Apabila tirai dibuka selapis demi selapis tirai yang berwarna warni itu, maka orang yang dalam sakaratul maut itu pun dapat melihat satu benda yang sangat besar, seolah-olah lebih besar dari langit dan bumi.

Berkata Syaitan: “Itulah dia Zat Allah yang patut kita sembah.”

Berkata orang yang dalam sakaratul maut: “Wahai guruku, bukankah ini benda yang benar-benar besar, tetapi benda ini mempunyai jihat enam, iaitu benda besar ini ada di kirinya dan kanannya, mempunyai atas dan bawahnya, mempunyai depan dan belakangnya.

Sedangkan Zat Allah tidak menyerupai makhluk, sempurna Maha Suci Dia dari sebarang sifat kekurangan. Tapi sekarang ini lain pula keadaannya dari yang di ketahui dahulu. Tapi sekarang yang patut aku sembah ialah benda yang besar ini.”

Dalam keraguan itu maka Malaikat Maut pun datang dan terus mencabut nyawanya, maka matilah orang itu di dalam keadaan dikatakan kafir dan kekal di dalam neraka dan terhapuslah segala amalan baik selama hidupnya di dunia ini.

Rombongan 7
Rombongan Syaitan yang ketujuh ini Syaitan terdiri dari 72 barisan sebab menjadi 72 barisan ialah kerana dia menepati Iktikad Muhammad s.a.w. bahawa umat Muhammad akan terbahagi kepada 73 puak (barisan). Satu puak sahaja yang benar (ahli sunnah waljamaah) 72 lagi masuk ke neraka kerana sesat.

Ketahuilah bahawa Syaitan itu akan mengacau dan mengganggu anak Adam dengan 72 macam yang setiap satu berlain di dalam waktu manusia sakaratul maut. Oleh itu hendaklah kita mengajarkan kepada orang yang hampir meninggal dunia akan talkin Laa Ilaaha Illallah untuk menyelamatkan dirinya dari gangguan Syaitan dan Iblis yang akan berusaha bersungguh-sungguh mengacau orang yang sedang dalam sakaratul maut.

Bersesuaian dengan sebuah hadith yang bermaksud: “Ajarkan oleh kamu (orang yang masih hidup) kepada orang yang hampir mati itu: Laa Ilaaha Illallah.”

sumber dari peribadirasulullah.wordpress.com
Bacalah sebelum mati
Kesakitan bila nyawa dicabut oleh malaikatul maut tidak dapat dibayangkan sama sekali.

Walau bagaimanapun Nabi ada bersabda, maksudnya: “Bahawa Rasulullah mengingatkan tentang mati dan keseksaannya, maka sabda Baginda: Iaitulah sakitnya 300 kali tetakan pedang.”

Bayangkanlah jika kita ditetak atau dipukul dengan kayu, rotan mahupun besi bukan banyak, cuma sekali saja, itupun sudah tidak dapat digambarkan kesakitannya. Inikan pula ditetak dengan 300x tetakan.

Bayangkanlah sendiri. Cuba kita tanggalkan pula kuku daripada isinya, pastinya sakit tidak tertahan. Daging disiat-siat dan dilapah hidup-hidup, dahaga yang amat sangat sehingga air lautan di dunia ini tidak mampu menghilangkannya.

Semuanya ini cuma secebis dari perbandingan kesakitan maut,malah beribu-ribu kali lebih sakitnya daripada itu.

Oleh itu, untuk meringankan keseksaan roh ketika dicabut oleh malaikat maut, maka digariskan beberapa amalan tertentu yang perlu diamalkan. Antaranya:-

Sebelum tidur:

  1. Bacalah surah Al-Ikhlas tiga kali
  2. Selawat ke atas Nabi
  3. Membaca tasbih


Amalan harian:

  1. Sentiasa membaca Al-Quran
  2. Memelihara solat terutama solat fardu
  3. Menghormati (jangan bercakap) waktu azan diperdengarkan
  4. Membaca tasbih
  5. Membanyakkan sedekah
  6. Sentiasa berzikir menyebut Allah


Amalan yang perlu dijauhi:

  1. Dusta
  2. Khianat
  3. Mengadu domba
  4. Kencing berdiri


Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud: “Bersuci kamu sekalian dari buang air kecil kerana sesungguhnya kebanyakkan seksa kubur itu dari sebab buang air kecil.”

Pada suatu hari malaikatul maut datang untuk bertemu dengan Nabi Idris as lalu Nabi Idris meminta agar malaikatul maut mencabut nyawanya dan kemudian Allah menghidupkannya kembali. Permintaan ini dilakukan untuk Nabi Idris as mengetahui kesakitan sakaratul maut agar taqwanya lebih mendalam dan teguh lagi. Maka Allah memberikan wahyu kepada malaikatul maut supaya mencabut nyawa nabi Idris dan meninggalkan ketika itu juga. Malaikatul maut menangis dan memohon kepada Allah supaya Dia (Allah) menghidupkan kembali Nabi Idris lalu dimakbulkan Allah.

Setelah di dapati Nabi Idris as sudah hidup kembali, malaikatul maut bertanya: “Ya saudaraku, bagaimana rasanya kesakitan maut?” Jawab Nabi Idris: “Sesungguhnya ibarat terkelupasnya kulit dalam keadaan hidup-hidup, maka rasa sakit menghadapi maut itu lebih dari 1000 kali sakitnya.” Kata malaikat maut: “Secara berhati-hati dan tidak kasar yang telah saya lakukan khusus mencabut nyawa engkau itu, belumlah pernah aku lakukan terhadap seseorang pun.”

Diriwayatkan lagi bahawa Nabi Isa as telah menghidupkan beberapa orang yang telah mati dengan keizinan Allah. Maka sebahagian orang kafir berkata: “Sesungguhnya engkau telah menghidupkan orang-orang yang telah mati yang masih baru, yang mungkin mereka itu belum benar-benar mati. Maka cuba hidupkan untuk kami orang yang telah mati seperti zaman yang awal dulu.”

Kata Nabi Isa as: “Cubalah kamu pilihkan?” Mereka berkata:Hidupkanlah untuk kami anak Nabi Nuh as (Sam bin Nuh).”

Maka Nabi Isa as pergi ke kuburnya, lalu mengerjakan solat dua rakaat dan berdoa kepada Allah. Dan Sam bin Nuh dihidupkan kembali, tetapi rambut dan janggutnya sudah beruban.

Nabi Isa as hairan kenapa jadi begitu. Berkata Sam bin Nuh: “Saya telah mendengar panggilanmu dan saya mengira hari kiamat telah tiba, maka rambut dan janggut saya berubah menjadi putih seperti ini dari sebab takutnya hari kiamat. Berkata Nabi Isa as: “Sudah berapa tahun kau meninggal dunia?” Kata Sam:

“Semenjak 4000 tahun lalu maka belumlah hilang sakit dari sakaratul maut.”

Betapa kerapnya malaikat maut melihat dan merenung wajah seseorang, iaitu dalam masa 24 jam sebanyak 70 kali, andainya manusia sedar hakikat tersebut, nescaya dia tidak akan lalai mengingati mati. Tetapi oleh kerana malaikat maut adalah makhluk ghaib, manusia tidak melihat kehadirannya, sebab itu manusia tidak menyedari apa yang dilakukan oleh Malaikat Izrail. Justeru itu tidak hairan jika ramai manusia yang masih mampu bersenang riang dan bergelak ketawa, seolah-olah dia tiada masalah yang perlu difikir dan direnungkan dalam hidupnya.

Walaupun dia sebenarnya adalah seorang yang miskin amal kebajikan serta tidak memiliki sebarang bekalan untuk akhiratnya, dan sebaliknya banyak pula melakukan dosa.

Sebuah hadis Nabi s.a.w yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas r.a, bahawa Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya: “Bahawa malaikat maut memerhati wajah setiap manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika Izrail datang merenung wajah seseorang, didapati orang itu ada yang sedang gelak ketawa. Maka berkata Izrail: Alangkah hairannya aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Allah Taala untuk mencabut nyawanya, tetapi dia masih berseronok-seronok bergelak ketawa.” Manusia tidak akan sedar bahawa dirinya sentiasa diperhati oleh malaikat maut, kecuali orang-orang soleh yang sentiasa mengingati mati.

Golongan ini tidak lalai dan sentiasa sedar terhadap kehadiran malaikat maut, kerana mereka sentiasa meneliti hadis-hadis Nabi s.a.w yang menjelaskan mengenai perkara-perkara ghaib, terutama mengenai hal ehwal mati dan hubungannya dengan malaikat maut. Meskipun mata manusia hanya mampu melihat alam benda yang nyata, tidak mungkin dapat melihat kehadiran malaikat maut itu. Namun pandangan mata hati mampu melihat alam ghaib, iaitu memandang dengan keyakinan iman dan ilmu.

Sebenarnya manusia itu sedar bahawa setiap makhluk yang hidup pasti akan mati, tetapi manusia menilai kematian dengan berbagai tanggapan. Ada yang menganggap kematian itu adalah suatu tabi’e biasa sebagai pendapat golongan atheis, dan tidak kurang pula orang yang mengaitkan kematian itu dengan sebab-sebabnya yang zahir sahaja.

Dia mengambil logik bahawa banyak kematian disebabkan oleh sesuatu tragedi, seperti diakibatkan oleh peperangan, bencana alam seperti gempa bumi, banjir, kebakaran dan juga kemalangan sama ada di udara, laut dan daratan termasuk kemalangan jalan raya. Selain itu mereka juga melihat kematian disebabkan oleh serangan penyakit yang merbahaya seperti penyakit barah, sakit jantung, AIDS, demam denggi, ta’un dan sebagainya.

Disebabkan manusia melihat kematian hanya dari sudut sebab musabab yang lumrah, maka manusia sering mengaitkan kematian itu dengan kejadian-kejadian yang disebut di atas. Jika berlaku kematian di kalangan mereka, lantas mereka bertanya, “sebab apa si pulan itu mati, sakitkah atau kemalangankah? “.

Tidak ramai manusia yang mengaitkan kematian itu dengan kehadiran malaikat maut yang datang tepat pada saat ajal seseorang sudah sampai, sedangkan malaikat maut sentiasa berligar di sekeliling manusia, mengenal pasti memerhatikan orang-orang yang tempoh hayatnya sudah tamat.

Sesungguhnya malaikat maut menjalankan arahan Allah SWT dengan tepat dan sempurna, dia tidak diutus hanya untuk mencabut roh orang sakit sahaja, ataupun roh orang yang mendapat kecelakaan dan mala petaka. Jika Allah SWT menetapkan kematian seseorang ketika berlaku kemalangan, atau ketika diserang sakit tenat, maka Izrail mencabut roh orang itu ketika kejadian tersebut.

Namun ajal tidak mengenal orang yang sihat, ataupun orang-orang mewah yang sedang hidup rehat dibuai kesenangan. Malaikat maut datang tepat pada waktunya tanpa mengira orang itu sedang ketawa riang, atau mengerang kesakitan. Bila ajal mereka sudah tiba, maka kematiannya tidak tertangguh walau sesaat.

Walau bagaimanapun ada ketikanya Allah SWT jadikan berbagai sebab bagi sesuatu kematian, yang demikian itu ada hikmah disebaliknya.

Misalnya sakit tenat yang ditanggung berbulan-bulan oleh seseorang, ia akan menjadi rahmat bagi orang beriman dan sabar, kerana Allah Taala memberi peluang dan menyedarkan manusia agar dia mengingat mati, untuk itu dia menggunakan masa atau usia yang ada untuk berbuat sesuatu, membetulkan dan bertaubat dari dosa dan kesilapan serta memperbaiki amalan, serta menambah bekalan untuk akhirat, jangan sampai menjadi seorang yang muflis di akhirat kelak.

Begitu juga orang yang mati mengejut disebabkan kemalangan, ia akan menjadi pengajaran dan memberi peringatan kepada orang yang masih hidup supaya mereka sentiasa waspada dan tidak lalai dari berusaha memperbaiki diri, menambah amal kebajikan dan meninggalkan segala kejahatan. Kerana sekiranya ajal datang secara tiba-tiba pasti akan membawa sesalan yang tidak berguna. Di kalangan orang solihin menganggap bahawa sakit yang ditimpakan kepada dirinya adalah sebagai tanda bahawa Allah SWT masih menyayanginya. Kerana betapa malangnya bagi pandangan orang-orang soleh itu jika Allah SWT mengambil roh dengan tiba-tiba, tanpa sebarang amaran terlebih dahulu. Seolah-olah Allah SWT sedang murka terhadap dirinya, sebab itulah Allah SWT tidak beri amaran terlebih dahulu kepadanya. Keadaan orang itu ibarat orang yang tidak menyedari adanya bahaya di hadapannya, jika tiada amaran terlebih dahulu nescaya dia akan menjerumus ke lembah bahaya itu.

Selain itu Allah Taala menjadikan sebab-sebab kematian itu bagi memenuhi janjiNya kepada malaikat maut, sebagaimana diriwayatkan oleh Saidina Abbas r.a dalam sebuah hadis Nabi yang panjang.

Antara lain menjelaskan bahawa Izrail merasa kesedihan apabila dibebankan dengan tugas mencabut roh makhluk-makhluk bernyawa kerana di antara makhluk bernyawa itu termasuk manusia yang terdiri dari kekasih-kekasih Allah, iaitu para rasul a.s.w., para nabi-nabi, para wali-wali dan orang-orang solihin.

Selain itu malaikat maut mengadu kepada Tuhan betapa dirinya tidak disenangi oleh keturunan Adam, dia mungkin dicemuh kerana dia ditugaskan mencabut roh manusia, yang akan menyebabkan orang akan berdukacita, kerana kehilangan sanak keluarga dan orang-orang yang tersayang di kalangan mereka.

Diriwayatkan bahawa Allah SWT berjanji akan menjadikan berbagai sebab-sebab kepada kematian yang akan dilalui oleh keturunan Adam. Sehingga keturunan Adam itu akan memikirkan dan mengaitkan kematian itu dengan sebab-sebab yang dialami oleh mereka.

Apabila berlaku kematian, mereka akan berkata bahawa si anu itu mati kerana menghidap sakit, ataupun kerana mendapat kemalangan, mereka akan terlupa mengaitkan malaikat maut dengan kematian yang berlaku itu.

Ketika itu Izrail tidak perlu bersedih kerana manusia tidak mengaitkan kematian tersebut dengan kehadiran malaikat maut, yang sememangnya diutus oleh Allah SWT pada saat mala petaka atau sakit tenat seseorang itu bertepatan dengan ajal mereka yang sememangnya telah tiba.

Namun pada hakikatnya bahawa ajal itu adalah ketetapan Allah, yang telah termaktub sejak azali lagi. Semuanya telah nyata di dalam takdir Allah, bahawa kematian pasti tiba pada saat yang ditetapkan. Izrail hanyalah tentera-tentera Allah yang menjalankan tugas seperti yang telah diamanahkan kepadanya.

Walau bagaimanapun adalah menjadi hak Allah Taala untuk menentukan kematian seseorang itu sama ada bersebab atau tidak, sebagaimana yang dinyatakan pada awal tulisan ini, bahawa ada ketikanya malaikat maut datang hendak mencabut roh seseorang, tetapi manusia yang dikunjungi malaikat maut sedang dalam keadaan seronok bergelak ketawa, hingga malaikat maut merasa hairan terhadap manusia itu.

Ini membuktikan bahawa kematian itu tidak pernah mengenal, sama ada seseorang yang sedang sakit ataupun ketika sihat dan segar bugar. Firman Allah Taala Yang bermaksud:

“Tiap-tiap umat mempunyai ajal, maka apabila telah datang ajalnya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) mencepatkannya. “(Surah Al-A’raf: ayat 34)

Allah merahsiakan saat kematian kita, adalah untuk melihat sejauh mana kita melaksanakan amalan yang telah ditetapkan kepada kita dan sedalam mana pula kita meninggalkan larangannya. Manusia yang hatinya sentiasa ingatkan mati, akan melaksanakan tugas yang telah diamanahkan kepadanya dengan lebih jujur, bersungguh-sungguh dan ikhlas untuk mendapat keredhaan Allah. Manusia begini sentiasa merasai setiap tingkah lakunya diperhatikan oleh Allah SWT. Dan ia juga mengetahui setiap tanggungjawab dan amanah yang dipikul akan ditanya satu persatu oleh Allah di akhirat kelak. - Halaqah
Usia 40 masa berjinak ke masjid, surau
Individu dipanggil pak cik, mak cik kena perbanyak ibadah sunnah

Ada yang terkesima sehingga benar-benar percaya kehidupan hanya bermula ketika usia menjejaki umur 40 tahun seperti ungkapan popular wartawan Amerika Syarikat, Helen Rowland, yang sering dirujuk untuk dikaitkan dengan perubahan diri.

Kepercayaan itu kemudian diterjemahkan dalam konteks negatif hingga masa yang ada diperuntukkan untuk berhibur dan berseronok semata-mata. Ia diburukkan lagi dengan kepercayaan songsang hidup hanya sekali lalu dihabiskan mengikut runtunan hawa nafsu.


Di sudut pandang yang lain, seseorang yang menjejaki usia ini sebenarnya berada pada satu tahap kematangan, nilai peribadi serta akhlak sempurna lalu mampu membuat keputusan dengan bijaksana. Umur ini juga permulaan umur dewasa yang selayaknya seseorang berfikiran lebih waras dan melakukan sesuatu berasaskan pertimbangan akal sempurna.

Al-Quran secara khusus menyebut mengenai umur 40 tahun supaya menjadi peringatan manusia untuk bermuhasabah dan memikirkan hala tuju kehidupan diri sendiri.

FirmanNya yang bermaksud: “Setelah dia besar sampai ke peringkat dewasa yang sempurna kekuatannya dan sampai ke peringkat umur 40 tahun, berdoalah dia dengan berkata: Wahai Tuhanku, ilhamkanlah daku supaya tetap bersyukur akan nikmat-Mu yang engkau kurniakan kepadaku dan kepada ibu bapaku dan supaya aku tetap mengerjakan amal soleh yang Engkau redai; dan jadikanlah sifat kebaikan meresap masuk ke dalam jiwa zuriat keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepadamu dan sesungguhnya aku daripada kalangan orang Islam.” (Surah al-Ahqaf, ayat 15)

Malah persoalan penting untuk dibicarakan ialah apakah yang perlu dilakukan oleh golongan yang sudah menjejaki umur 40 tahun. Adakah ia suatu permulaan kepada kehidupan dipenuhi keseronokan, kelalaian dan kealpaan atau difokuskan untuk melipatgandakan usaha mendekatkan diri kepada Ilahi.

Bagi yang jarang solat berjemaah, boleh jadi inilah masa terbaik untuk mula berjinak-jinak ke masjid. Bagi yang selalu disibukkan dengan pelbagai aktiviti seharian, cubalah untuk mencuri masa bagi membaca ayat suci al-Quran mahupun melakukan pelbagai aktiviti yang disunnahkan.
Jika ada yang belum berkesempatan menunaikan fardu haji kemungkinan bolehlah menyediakan perbelanjaan untuk menunaikan ibadah umrah dan menziarahi makam Nabi Muhammad SAW sambil menanti kuota haji.

Atau setidak-tidaknya berusaha mempertautkan hubungan silaturahim antara sesama manusia bukan menimbun dosa menceritakan keburukan dan perihal orang lain seharian.

Golongan yang seronok menghabiskan masa berborak-borak di warung atau kedai mamak, eloklah berubah melakukan aktiviti yang lebih berfaedah. Apatah lagi jika ada golongan berusia 40-an, tetapi masih seronok bertukar pasangan dan berfoya-foya.

Semua ini sepatutnya mula menjadi rutin harian golongan berusia 40-an sebagai persediaan menyahut panggilan Ilahi yang bakal kunjung tiba tanpa disedari. Benar, mati tidak mengenal usia akan, tetapi kalau sudah mula dipanggil pakcik dan makcik, tetapi masih berperangai buruk dan kebudak-budakan boleh jadi suatu petanda buruk buat individu berkenaan.

Ibrahim al-Nakhai pernah menyebut, seseorang yang sudah mencapai umur 40 tahun dan berada pada suatu perangai tertentu, maka ia tidak akan pernah berubah hingga datang kematiannya.
Umur 40-an turut mempunyai keistimewaan tersendiri kerana Allah SWT mengangkat kebanyakan nabi dan rasul-Nya termasuk Nabi Muhammad SAW sebagai rasul untuk mengajak manusia kepada mengesakan Allah SWT dan mencegah perbuatan mungkar dilarang.

Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan berganjak kedua-dua kaki manusia pada hari kiamat sehingga ditanya empat perkara, iaitu umurnya ke mana dihabiskan, usia mudanya ke mana dipergunakan, hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dibelanjakan dan ilmunya apakah sudah diamalkan.” (Riwayat al-Tirmizi)

Kematian tokoh Ulama Muda Indonesia iaitu Habib Munzir al-Musawa merangkap ketua Majelis Rasulullah iaitu majlis zikir terbesar di Jakarta pada usia 40 tahun sepatutnya dijadikan iktibar.

Ia sememangnya suatu kehilangan besar buat umat Islam di Alam Melayu yang mengenali beliau sebagai ikon pemuda yang taat beribadah dan lidahnya sentiasa basah dengan berzikir mengingati Allah SWT dan RasulNya.

Pemergian beliau bukan sekadar ditangisi, tetapi dijadikan pengajaran bahawa mati tidak pernah mengenal usia tua mahupun muda. Apabila sampai detik dan ketika yang ditentukan, ia tidak akan berganjak walau sesaat.

Tiada seorang pun mampu meramal detik kematian apatah lagi mengetahui bagaimana dan di mana dia akan dicabut rohnya oleh Malaikat Izrail. Lebih utama baik bagi golongan muda mahupun tua, berusahalah untuk membuat persiapan menemui mati dalam keadaan khusnul khatimah.

Tinggalkan dunia ini dengan menabur jasa bakti dan nama yang baik sehingga dikenang buat selama-lamanya. Bak kata pepatah, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.

*Sumber dari al-bakriah.com.my

No comments: