Saturday, July 20, 2013

Niat Berbuat Kebaikan


"Sesungguhnya, semua amal bergantung pada niatnya. Barang siapa yang berhijrah karena Allah dan Rasu-lNya, dia telah berhijrah kepada Allah dan Rasu-lNya..."

Niat yang benar adalah anugrah Allah kepada seseorang. Bernilai atau tidaknya suatu perbuatan tergantung sepenuhnya pada niat. Sebuah amal bisa memperoleh pahala yang berlipat karena kecermatan menata niat. Apabila seseorang berangkat ke masjid dan ia berniat untuk melaksanakan shalat berjamaah, lalu ia pun berniat untuk silaturahmi kepada sesama muslim, maka pahala yang di dapat adalah pahala shalat berjamaah dan silaturahmi.
Selain meraih pahala yang berlipat, niat yang benar akan melahirkan tekad yang kuat untuk melakukan ketaatan secara maksimal. Begitu juga niat yang tulus dapat mencegah seseorang malu untuk beramal karena ejekan atau cemoohan orang. Amal yang bentuk lahirnya keduniaan akan berubah menjadi amal keakhiratan karena niat yang benar. Sebaliknya, Amal yang tampilan luarnya keakhiratan bisa menjadi sekedar amal keduniaan apabila dilakukan tanpa niat yang benar.
Dawud At-Tha'i pernah ditanya oleh seseorang,"Bagaimana caranya agar suatu amal terbebas dari riya?"
At-Tha'i menjawab,"Perbanyaklah niat melakukan kebaikan. Sebab, niat melakukan kebaikan termasuk amalan yang baik bagi orang mukmin. Berniat melakukan kebaikan adalah perbuatan hati yang tak tampak sehingga selamat dari riya. Namun ingatlah meskipun niat melakukan kebaikan tidak terlihat mata, ia dapat terserang penyakit ujub. Hati-hatilah dengan setan! Setan selalu mengincarmu setiap saat. 
Muhammad bin Wasi' berkata,"perbanyaklah kalian berniat melakukan kebaikan. Sebab diantara sederetan amal, hanya niat yang dapat diharapkan tidak terjangkit riya. Amal-amal yang lain tidak dijamin selamat dari riya. Insya Allah berniat melakukan kebaikan adalah amal yang akan terselamatkan darinya. Niat orang mukmin lebih baik daripada amalnya.
Tsabit Al Banani menjelaskan,"Engkau mesti berhati-hati dengan jebakan setan. Setan suka mendorong dirimu untuk berniat melakukan amal saleh. Namun, dia berusaha menghalangimu melaksanakannya secara nyata. Setan mengetahui bahwa jika orang mukmin melakukan amal saleh, dia mendapat pahala berlipat. Sebab niat melakukan amal salehnya di hitung sebagai kebaikan. Karena itu setan tidak rela melihat orang mukmin mendapat dua pahala sekaligus. Engkau jangan terjebak dalam pelamunan. Pelamunan hanyalah angan-angan melakukan kebikan tanpa dibarengi dengan tekad untuk melaksanakannya. Camkanlah olehmu, niat yang di hitung sebagai kebaikan adalah niat yang dilaksanakannya secara nyata dan niat yang terhalang suatu uzur ketika engkau hendak melakukannya."
"Jika niatmu baik," Kata Ali Al Khawwash. "Seluruh orang akan merasa senang kepadamu. Sebaliknya jika niatmu jelek, seluruh orang akan membencimu. Allah SWT sangat senang kepada hamba yang mempunyai tekad untuk melakukan amal baik sementara ia terhalang oleh suatu uzur. Allah SWT sangat benci kepada hamba yang berniat melakukan maksiat sementara ia terhadang oleh uzur bukan karena tekad baik dalam dirinya. Perbanyaklah merasa sedih jika dalam hatimu terdapat keinginan melakukan kebaikan sementara ada uzur yang menghalangi. Sebab, tangisanmu akan menambah catatan kebaikanmu. Dan, janganlah merasa bersedih jika engkau tidak jadi melakukan maksiat yang telah engkau rencanakan karena terhalang oleh suatu uzur. Sungguh beruntung orang yang diberi karunia niat yang baik dan dapat melaksanakannya."
Demikianlah dari niat yang baik, lahirlah ketulusan beribadah. Dan ketulusan beribadah menghasilkan pahala yang berlipat dan tekad yang kuat untuk melaksanakan ketaatan. Semoga Allah SWT senantiasa meluruskan niat kita pada jalan ketaatan. Amiin.
"Tanbih Al Mughtarrin", Abd Al Wahhab As Sya'roni.

Menyayangi Semua Mahluk

 
"Barang siapa memandang pelaku maksiat dengan pandangan kebencian (tanpa harapan agar ia bertobat), Ia telah keluar dari jalur syariat yang benar." -Abdullah Al Maghribi-
Ketika memandang pembuat dosa, Ma'ruf Al Karkhi mendoakannya agar mendapatkan ampunan dan mengharapkan agar orang tersebut mendapat rahmat Allah. Dia berkata,Sesungguhnya Allah mengutus Muhammad SAW untuk menyelamatkan manusia dan menyayangi mereka, sedangkan setan di utus untuk menghancurkan manusia dan membinasakannya. Setan merasa gembira jika melihat mahluk dalam keadaan celaka."
Sekelompok orang mendayung sebuah sampan kecil di sungai Tigris. Sampan itu lewat di depan Ma'ruf dan muridnya. Ternyata mereka membawa khamar dan barang-barang haram. Muridnya berkata kepada Ma'ruf,"Mengapa Tuan tidak berdoa kepada Alah agar menimpakan bencana kepada mereka?"
Ma'ruf segera berdoa,"Ya Allah, sebagaimana Engkau telah membuat mereka bergembira di dunia, jadikanlah mereka bergembira pula kelak di akhirat."
Sang murid berkata,"Aku memohon kepada Tuan agar mendoakan kejelekan bagi mereka, akan tetapi, mengapa Tuan mendoakan kebaikan bagi mereka?"
Ma'ruf berkata,"Aku berlindung kepada Allah dari mendoakan kejelekan bagi sesama umat Islam."
Para sufi senantiasa menyayangi orang-orang islam, baik yang taat maupun yang berbuat maksiat. Mereka juga mendoakan semua binatang. Manusia paling penyayang adalah Rosulullah SAW. Tidak mengherankan jika orang-orang suka mendekati beliau dan berkumpul bersamanya daripada berkumpul bersama keluarga mereka sendiri.
Apabila Umar bin Abdul Aziz keluar rumah dan mendapatkan para pengawalnya tertidur semua, dia menggantikan menjaga mereka semalaman. Namun, hal itu tidak diketahui oleh mereka.
Diriwayatkan bahwa Nabi Musa AS pernah berdoa,"Wahai Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku mahluk yang paling mencintaiMU!"
Allah berfirman,"Wahai Musa, mahluk yang paling mencintaiKU adalah orang yang jika mendengar saudaranya tertusuk duri, ia merasa sedih seakan-akan duri tersebut menusuknya pula."
Abu Abdillah bin 'Aun berkata,"Sesuatu yang paling pertama di angkat dari umat ini adalah rasa kasih sayang dan kesantunan jiwa." Hasan Al Bashri berkata,"Di antara ciri wali abdal adalah menyayangi semua umat islam, yang berbuat taat dan yang berbuat maksiat."
Alkisah, ada seorang nenek pada zaman Israil meninggal dunia. Orang saleh di kalangan mereka mimpi bertemu dengannya. Ia bertanya kepada si nenek,"Apa yang diperlakukan oleh Allah kepadamu?"
Si nenek menjawab,"aku di beri karunia dan kelebihan daripada orang lain."
"Kelebihan apa?"  tanya orang saleh.
Si nenek menjawab,"Aku ditempatkan pada tempat yang sangat istimewa. Di tempat istimewa itu aku di tanya oleh Allah, "Tahukah engkau mengapa Aku menempatkanmu di tempat istimewa ini?" Aku menjawab,"Tidak tahu, wahai Tuhanku." Dia berkata,"Tempat ini kau raih karena engkau mengambil seekor kucing yang kedinginan di pinggir jalan dan memasukkannya ke dalam karung. Di dalam karung tersebut kucing itu merasakan kehangatan. Maka, sebagai pahala atas perbuatanmu itu, Aku menganugerahkan tempat ini kepadamu."
Nabi Muhammad SAW bersabda,"Sayangilah mahluk yang ada di bumi. Maka, mahluk yang ada di langit akan menyayangi kalian." 

No comments: